Dalam rangka memperkuat pemahaman terhadap rantai nilai komoditas perikanan serta dampaknya terhadap gizi masyarakat pesisir, FOCUS (Fisherfolk Empowerment for Climate Resilience and Sustainability) bekerja sama dengan berbagai pihak menyelenggarakan Lokakarya Validasi Hasil Asesmen Rantai Nilai Sensitif Gizi. Acara ini berlangsung pada Selasa, 11 Maret 2025, di Hotel Novotel Semarang dan dihadiri oleh akademisi, perwakilan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, serta komunitas nelayan.

Acara dibuka oleh perwakilan BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah dan Yayasan Humanis, diikuti dengan pemaparan hasil studi Nutrition-Sensitive Value Chain (NSVC) oleh tim dari UNIKA Soegijapranata. Selanjutnya, KIARA memaparkan kondisi sosial penghidupan nelayan di wilayah dampingan, menyoroti tantangan kesejahteraan serta peran perempuan dalam sektor perikanan.

Bersama dengan beberapa narasumber dari KIARA dan UNIKA, seperti Inneke Hantoro, Novita Ika Putri, Prof. Budi Widianarko, lokakarya ini menyoroti berbagai tantangan dalam rantai nilai perikanan yang berdampak pada kesejahteraan nelayan dan status gizi masyarakat pesisir. Beberapa poin utama yang dibahas meliputi:

  1. Strategi Peningkatan Rantai Nilai Komoditas Laut
    Pendekatan yang mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan diperlukan untuk mengoptimalkan rantai nilai perikanan. Hal ini mencakup peningkatan efisiensi distribusi, diversifikasi produk, serta pemberdayaan nelayan dan perempuan dalam sektor perikanan.
  2. Keberlanjutan dan Kesejahteraan Nelayan
    Permasalahan alat tangkap, akses subsidi, dan dampak perubahan iklim menjadi perhatian utama dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan. Solusi yang diusulkan mencakup kebijakan perlindungan nelayan, inovasi alat tangkap ramah lingkungan, serta program pendampingan bagi komunitas nelayan.
  3. Peran Perempuan dalam Rantai Nilai Perikanan
    Perempuan memainkan peran penting dalam pengolahan hasil laut, namun masih menghadapi tantangan besar, seperti beban kerja ganda, akses perlindungan hukum, serta pengakuan identitas dalam sektor perikanan.
  4. Konsumsi Ikan dan Status Gizi Masyarakat
    Rendahnya konsumsi ikan di masyarakat menjadi perhatian, terutama di kalangan anak-anak. Edukasi gizi, inovasi produk olahan ikan, serta kebijakan penyisihan hasil tangkapan berkualitas tinggi untuk konsumsi keluarga menjadi langkah yang diusulkan.
  5. Optimalisasi Infrastruktur dan Sistem Distribusi
    Sistem distribusi dan penyimpanan hasil laut perlu diperkuat, termasuk peningkatan fasilitas rantai dingin dan standarisasi produk perikanan agar lebih kompetitif di pasar.

Lokakarya ini menjadi bagian dari penyusunan Integrated Coastal Management (ICM) Jawa Tengah, dengan harapan dapat menghasilkan strategi yang berkelanjutan dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan dan status gizi masyarakat pesisir. Ke depan, sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan akademisi akan terus diperkuat untuk memastikan keberlanjutan ekosistem pesisir dan ekonomi nelayan.